Pernahkah sobat membayangkan, memiliki rumah tinggal di sebuah pulau yang mau tenggelam, berikut ini merupakan bukti akan adanya hal tersebut.
Rumah ini ternyata berdiri di sebuah pulau bernama Pulau Holland yang letaknya di Chesapeake Bay. Letak pastinya, yaitu berada di antara Pulau Bloodsworth dan Pulau Smith yang berada 6 kilometer dari Wenona, Maryland, Amerika Serikat.
Pulau Holland mulai dihuni pada tahun 1600-an dan namanya memang diambil dari pemilik tanah pertama di pulau tersebut yang bernama Daniel Holland. Pulau ini mulai berkembang pada tahun 1850 berkat adanya keluarga nelayan dan petani.
Saking berkembangnya, pada tahun 1910, Pulau Holland dihuni oleh sekitar 360 penduduk dan menjadi pulau berpenghuni terbesar di Chesapeake Bay. Pada puncaknya, pulau ini sempat memiliki 70 rumah, beberapa toko, sekolah, gereja, kantor pos, dan pusat komunitas.
Tak cukup sampai di situ, pulau yang memiliki panjang 5 mil dan lebar 1,5 mil ini memiliki dokter dan tim baseball sendiri. Bahkan, memiliki hasil utama yang berasal dari lautnya, yaitu berupa ikan, kepiting, dan tiram.
Seperti pulau lain yang berada di Chesapeake Bay, Pulau Holland terdiri dari tanah liat dan lumpur. Dampaknya terasa pada tahun 1920 ketika ada air pasang yang disertai angin, sehingga menimbulkan erosi. Akhirnya, para penduduk pun berinisiatif untuk mengimpor batu dan membangun dinding di sepanjang tepi pantai.
Cara lain yang mereka lakukan untuk memperlambat erosi, yaitu dengan menenggelamkan beberapa kapal tua. Meskipun demikian, akhirnya usaha mereka gagal karena tidak dilengkapi dengan peralatan modern. Oleh sebab itu, sebagian besar penduduk dipaksa meninggalkan pulau dan ada juga yang membongkar rumah untuk dibawa ke daratan.
Pada Agustus 1918 terjadi badai dan hampir menghancurkan gereja di Pulau Holland. Kondisi pulau yang semakin tak mendukung pun membuat keluarga terakhir terpaksa meninggalkan pulau pada tahun 1922. Sejak saat itu, semakin banyak rumah dan bangunan yang tenggelam, namun tinggal satu rumah yang masih berdiri kokoh.
Pulau Holland pun sempat terlupakan, namun pada tahun 1955, seorang pendeta bernama Mr. White di pulau tersebut membeli rumah yang tersisa seharga $70.000. Ia mencoba untuk melestarikannya dengan mendirikan Yayasan Pelestarian Pulau Holland.
Selama 15 tahun sejak saat itu, Mr. White menghabiskan dana sekitar $150.000 untuk menyelamatkan pulau. Ia membangun garis pantai dengan kantong pasir, kayu, dan tongkang tua. Usahanya sempat berhasil, namun pada pertengahan Oktober 2010, rumah tersebut akhirnya hancur. Setahun kemudian, pulau tersebut pun lenyap ditelan air laut.
Gimana sob, masih pingin punya rumah di pulau tersendiri atau mungkin berpikir ulang untuk tinggal di tempat yang jauh dari lautan. Semua gimana pilihan sobat ya.
sumber : urbanindo
sumber : urbanindo
No comments:
Post a Comment